Pontianak - Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU) Marsekal TNI Imam Sufa`at mengungkapkan bahwa Tentara Nasional Indonesia akan membeli empat unit pesawat tanpa awak untuk memperkuat kemampuan pemantauan kawasan perbatasan Indonesia.
“Empat pesawat tanpa awak itu, di antaranya akan ditempatkan di Lanud Suryadarma dan Lanud Supadio mulai tahun 2011,” kata KSAU Imam Sufa`at dalam jumpa pers di Pontianak, Jumat.
Pesawat tanpa awak itu yang pertama di Indonesia, karena hingga kini Indonesia belum mempunyai pesawat jenis tersebut. Pesawat itu nantinya untuk memperkuat pemantauan kawasan perbatasan Indonesia dengan negara tetangga, kata Imam.
Menurut dia, pesawat tanpa awak mempunyai fungsi yang sangat strategis. “Di negara maju, pesawat ini dapat dioperasikan dari jarak jauh,” katanya.
Selain itu, lanjut dia, dapat dipersenjatai serta dilengkapi dengan peralatan pendeteksi untuk kondisi malam dan siang hari.
Pesawat tersebut bisa dimanfaatkan untuk pemantauan aktivitas ilegal, di antaranya pengawasan penebangan hutan secara liar, pencurian ikan, dan kawasan alur laut kepulauan Indonesia (ALKI).
Misalnya di Papua membutuhkan pesawat tersebut, maka pesawat tanpa awak bisa diangkut menggunakan Hercules beserta peralatannya untuk dibawa kesana.
“Sangat bermanfaat sekali pesawat tanpa awak itu untuk menjaga NKRI,” katanya.
Dalam kesempatan itu, KSAU juga mengatakan, pada tahun 2010 TNI AU juga akan membangun radar militer di Marauke yang diperkirakan mulai operasi Nopember, Saumlaki di Kepulauan Maluku dekat Ambon, Timika dan Kota Singkawang, tahun 2011 mendatang.
Kemudian juga akan ditempatkan radar militer, yakni di Kupang dan Bali, Morotai, kata Imam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar